MODUL 2 - LAPORAN AKHIR 1
LAPORAN AKHIR 1
MODUL 2 PERCOBAAN 6
2. Prinsip Kerja Rangkaian[Kembali]
Program yang berjalan pada Raspberry Pi Pico mengawali operasinya dengan menginisialisasi pin-pin yang terhubung ke servo motor, potensiometer, dan LED RGB. Potensiometer, sebagai input analog, terhubung ke pin ADC Pico dan secara kontinu dibaca nilainya untuk menentukan sudut rotasi servo. Nilai ADC ini tidak hanya mengatur posisi sudut servo, tetapi juga secara simultan mengontrol warna dan status kedipan LED RGB sebagai indikator visual posisi tersebut.
Setelah inisialisasi, Pico akan terus-menerus membaca nilai analog dari potensiometer. Nilai ini kemudian dipetakan ke dalam rentang sudut servo. Berdasarkan sudut servo yang dihasilkan, program akan menentukan warna dan kedipan LED RGB sesuai dengan logika yang telah ditetapkan. Jika sudut servo kurang dari 60 derajat, LED RGB akan memancarkan warna merah sambil berkedip. Ketika sudut servo berada dalam rentang 61 hingga 120 derajat, LED RGB akan berubah menjadi hijau dan berkedip. Terakhir, jika sudut servo berada di antara 121 hingga 180 derajat, LED RGB akan menampilkan warna biru dan berkedip. Dengan demikian, melalui manipulasi potensiometer, pengguna dapat mengendalikan sudut servo secara intuitif dan langsung mendapatkan umpan balik visual melalui perubahan warna dan kedipan LED RGB. Alur pembacaan potensiometer, pengaturan sudut servo, dan pembaruan status LED RGB ini terjadi secara berulang dalam sebuah loop program.
3. Video Simulasi[Kembali]1. Analisa bagaimana perbedaan implementasi PWM antara STM32 dan Raspberry Pi Pico serta dampaknya terhadap kontrol motor dan LED.
Jawab:
Pada STM32, PWM diimplementasikan melalui timer hardware dengan konfigurasi yang cukup kompleks namun memberikan presisi tinggi. Hal ini memungkinkan kontrol yang sangat akurat pada motor servo atau brushless yang membutuhkan resolusi tinggi.
Sedangkan pada Rapsberry Pi Pico, PWM menggunakan modul khusus yang lebih sederhana dalam konfigurasinya melalui API tinggi, cocok untuk aplikasi dasar seperti pengaturan kecerahan LED atau kecepatan motor DC sederhana. Perbedaan ini menunjukkan bahwa STM32 lebih cocok untuk aplikasi industri yang membutuhkan ketepatan, sementara Pico lebih praktis untuk proyek-proyek sederhana.
2. Analisa bagaimana cara pembacaan nilai sensor analog menggunakan ADC pada STM32 dan Raspberry Pi Pico
Jawab:
Pada STM32, untuk ADC menawarkan pembacaan analog dengan dukungan library HAL yang menyediakan berbagai fitur tambahan seperti kalibrasi otomatis dan multiple channel scanning. Ini sangat berguna untuk sistem yang membutuhkan pembacaan sensor analog dengan akurasi tinggi.
Sedangkan pada Rapsberry Pi Pico menyediakan ADC dengan antarmuka yang sangat sederhana melalui fungsi read_u16(), memudahkan prototyping cepat meskipun dengan fitur yang lebih terbatas.
3. Analisa bagaimana penggunaan interrupt eksternal dalam mendeteksi input dari sensor atau tombo pada STM32 dan Raspberry Pi Pico.
Jawab:
Implementasi interrupt pada STM32 memerlukan konfigurasi yang lebih rinci melalui register atau HAL, memberikan fleksibilitas dalam mengatur prioritas dan trigger condition.
Sementara Rapsberry Pi Pico menawarkan mekanisme interrupt yang jauh lebih sederhana dengan callback function, membuatnya lebih mudah digunakan namun dengan kontrol yang lebih terbatas. Ini menunjukkan trade-off antara fleksibilitas dan kemudahan penggunaan.
4. Analisa bagaimana cara kerja fungsi HAL_GetTick() pada STM32 dan utime.ticks_ms() pada Raspberry Pi Pico dalam menghitung waktu sejak sistem dinyalakan
Jawab:
Fungsi waktu pada STM32 (HAL_GetTick()) terintegrasi dengan sistem operasi real-time dan scheduler task, cocok untuk sistem embedded kompleks.
Pada Rapsberry Pi Pico dengan ticks_ms() memberikan solusi timing yang lebih ringan dan langsung, ideal untuk aplikasi yang tidak membutuhkan sistem operasi.
5. Analisa bagaimana perbedaan konfigurasi dan kontrol pin PWM serta pemanfaatan timer internal pada STM32 dan Raspberry Pi Pico dalam menghasilkan sinyal gelombang persegi.
Jawab:
STM32 menggunakan pendekatan berbasis register dengan fleksibilitas tinggi dalam mengkonfigurasi timer dan PWM, memungkinkan implementasi yang sangat spesifik sesuai kebutuhan aplikasi.
Sedangkan pada Rapsberry Pi Pico menyediakan abstraksi level tinggi melalui API yang menyembunyikan kompleksitas hardware, mempercepat proses development dengan trade-off kontrol yang lebih rendah.
Komentar
Posting Komentar