Artikel Bina Keluarga

 PERJALANAN MEMBANGUN PETERNAKAN ITIK, MULAI DARI HADAPI RUGI HINGGA BERANI BERINOVASI

Nagari Sungai Kunyit - Usaha ternak itik kini mulai dilirik sebagai alternatif bisnis yang menjanjikan, namun perjalanannya tidaklah mudah. Kami, tim KKN Nagari Sungai Kunyit Universitas Andalas, berkesempatan untuk mengenal lebih dekat perjuangan Bapak Imas, seorang peternak gigih yang juga sering kami bantu dalam kegiatan sehari-hari seperti mengumpulkan dan membersihkan telur sebelum dipasarkan. Kisah ini bukan hanya tentang modal dan omzet, tetapi juga tentang kegigihan dan harapan.

Modal Besar, Untung Belum Terlihat Jelas

Memulai usaha ini, Bapak Imas mendapat bantuan modal dari Dinas Pertanian. Namun, dana ini tidak menutupi semua kebutuhan. Ia harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp4-5 juta untuk kandang dan Rp3 juta untuk pakan tambahan. Total modal dari dinas berkisar Rp84-90 juta, ditambah dengan dana pribadi yang mencapai angka serupa.

Meskipun demikian, Bapak Imas sudah melihat titik cerah. Dengan populasi 370 ekor itik yang sudah bertelur selama 7-8 bulan, ia bisa memanen rata-rata lebih dari 300 butir telur per hari.

Dengan harga jual Rp2.500 per butir, omzet harian bisa mencapai Rp700.000, dengan biaya pakan harian sekitar Rp400.000. Namun, diakui Bapak Imas, jika dihitung dari total modal keseluruhan, usaha ini belum menghasilkan keuntungan besar karena masih dalam tahap belajar.

Kendala Teknis yang Tak Terhindarkan

Salah satu kendala terbesar adalah kondisi kandang. Karena keterbatasan dana, kandang dibuat seadanya dan kini mulai rusak, berpotensi memengaruhi kenyamanan itik dan jumlah telur yang dihasilkan. Bapak Imas berencana untuk membangun kandang yang lebih baik, namun ia perlu mempersiapkan modal terlebih dahulu.

Masalah kesehatan ternak juga menjadi tantangan. Beberapa itik mengalami mata bengkak hingga pecah, serta bengkak di kiri dan kanan paruh yang bisa membesar dan akhirnya mati jika dibiarkan. Sebagai upaya antisipasi, ia menganjurkan untuk menempatkan angsa di lingkungan ternak, yang dipercaya bisa menjaga kebersihan.

Masalah pakan juga tak kalah pelik. Pakan yang digunakan 100% dari pabrikan membuat biaya operasional membengkak. Konsumsi pakan per ekor mencapai 1,4 ons per hari, yang berarti satu ton pakan hanya cukup untuk 18 hari. Belum lagi, ia harus menghadapi batasan minimal order dan jarak kirim yang jauh.

Inovasi, Kualitas, dan Harapan Masa Depan

Di tengah tantangan, Bapak Imas terus berinovasi. Ia berinisiatif untuk membudidayakan pakan sendiri, seperti menanam rumput atau memanfaatkan kolam, agar bisa menekan biaya. Dalam hal kualitas, ia melakukan pengamatan sederhana. Telur dengan kuning pekat dianggap lebih bernutrisi dibanding yang pucat, dan itik yang bulunya tidak berminyak cenderung lebih produktif.

Dalam hal pemasaran, telur-telur ini dijual melalui warung pribadi, UMKM telur asin, dan distributor. Namun, saat produksi sedang tinggi, kendala pemasaran justru sering muncul. Kami sebagai tim KKN, sering membantu Bapak Imas membersihkan dan mengemas telur, berharap bisa membantu memperlancar proses ini.

Kami melihat semangat besar dari Bapak Imas. Ia berkeinginan untuk melanjutkan usaha ini dan berharap ada pihak yang bisa membantu dari segi manajemen, pelatihan, atau pendampingan agar bisnisnya bisa naik level dan berkembang menjadi peluang ekonomi baru yang kuat di masyarakat.

Ajakkan untuk Warga Nagari Sungai Kunyit

Bapak Imas juga mengajak warga yang memiliki waktu luang untuk mencoba beternak itik, bahkan hanya satu atau dua ekor. Selain bisa menjadi sumber penghasilan tambahan, telur itik juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi. Ia meyakini, dari segi kandungan gizi dan ukuran, telur itik lebih unggul dibandingkan telur ayam.

Melalui kisah Bapak Imas, kami memahami bahwa usaha ternak itik memang belum memberikan keuntungan besar saat ini. Namun, dengan produksi yang konsisten dan semangat belajar yang tinggi, bisnis ini memiliki potensi besar untuk menjadi usaha yang berkelanjutan dan menjanjikan di masa depan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Besar Elektronika

Aplikasi Adder Amplifier

MODUL 1 (DIODA)